Google sedang menggali ‘microfuchsia,’ versi ringan dari Fuchsia OS yang saat ini dipakai di Google Nest Hub. Microfuchsia ini direncanakan untuk berjalan di mesin virtual, dan Google nampaknya lagi eksperimen dengan menjalankannya di perangkat Android. Fuchsia OS merupakan sistem operasi open-source seperti Android dan Chrome OS. Namun, bedanya dengan kedua sistem operasi tersebut, Fuchsia tidak berkembang di atas kernel Linux. Fuchsia memakai Zircon, yang dalam pandangan Google “terdiri dari kernel dan serangkaian layanan pengguna kecil, driver, serta pustaka yang diperlukan untuk fungsi inti sistem seperti booting.”
Arsitektur ‘mirip mikrokernel’ dari Zircon memungkinkan Fuchsia untuk ‘mengurangi banyak kode tepercaya dalam sistem’ hanya di beberapa fungsi inti, yang bisa meningkatkan keamanan dan stabilitas karena jumlah kode dengan hak akses tinggi yang dikurangi dibandingkan dengan kernel biasa yang ‘monolitik.’
Dari rumor pertengahan 2018, disebutkan bahwa Google memiliki rencana ambisius untuk merilis smartphone, PC, dan perangkat cerdas dengan Fuchsia OS. Walaupun tujuan ini masih jauh (kalau nggak batal), Google berhasil mengimplementasikan sistem operasi ini di perangkat pintar, mulai dari Nest Hub generasi pertama pada tahun 2021. Tim berhasil memperbarui Nest Hub Max yang lebih besar dan juga Nest Hub generasi kedua ke Fuchsia OS, jadikan mereka perangkat kedua dan ketiga yang menggunakan sistem operasi ini.
Supaya Fuchsia dapat dikembangkan lebih jauh dari perangkat pintar, Google tengah bekerja pada proyek semisal Starnix supaya bisa menjalankan binari Linux tanpa modifikasi di perangkat Fuchsia. Sejak akhir April tahun ini, Google mulai kerja pada proyek brand-new bernama ‘microfuchsia’ yang bertujuan buat Fuchsia bisa di-boot pada perangkat yang sudah ada lewat virtualisasi. Microfuchsia, menurut Google, adalah build Fuchsia OS yang menargetkan mesin virtual dan didesain buat bisa di-boot dalam solusi virtualisasi semacam QEMU dan pKVM.
pKVM adalah hypervisor untuk Android Virtualization Framework (AVF), fitur yang Google kenalkan di Android 13 di beberapa perangkat. Google kembangkan AVF dan pKVM buat jalankan jenis pekerjaan tertentu di suatu lingkungan yang aman secara terisolasi. Untuk kerjakan pekerjaan itu, Google buat versi Android OS yang sangat minim yang dipanggil ‘microdroid’ yang cuma berisi layanan inti Android, tools, serta pustaka minimum.
Meskipun belum dipastikan, mungkin Google hendak memakai microfuchsia dengan cara yang sama semacam microdroid. Singkatnya, Google barangkali mau microfuchsia handel tugas yang harus dieksekusi dengan aman oleh sistem operasi host, dalam hal ini Android. Microdroid telah beroperasi untuk tujuan ini, tapi mungkin microfuchsia akan lakukan lebih cepat atau lebih aman (atau kedua-duanya).
Patch anyar-baru ini diajukan ke Proyek Open Source Android (AOSP) yang sediakan dasar untuk file APEX anyar yang bakal berisi microfuchsia. APEX yaitu format file yang dipakai oleh Project Mainline buat bungkus komponen sistem, dan file APEX ini memuat semua binari terkait AVF pada perangkat Android yang terdukung. Meski file com.android.microfuchsia APEX belom ada, referensi tentang kehadirannya di AOSP dan kode yang ditemui di Fuchsia Gerrit amatlah menarik.
Sejauh ini, belum jelas apa niyat Google dengan microfuchsia, tapi perkembangan ini bakal terus diamati buat lihat apakah proyek ini bakal benar-benar dijalankan.