Kecerdasan buatan semakin canggih, bahkan bisa “meniru” kepribadian manusia dalam waktu singkat. Menurut studi terbaru dari Stanford dan Google DeepMind, model AI generatif dapat menyimulasikan jawaban peserta dengan tingkat akurasi 85 persen. Bahkan, agen AI ini dinilai sama efektifnya dengan manusia dalam meramalkan ciri-ciri kepribadian.
Studi ini diprakarsai oleh Joon Sung Park, mahasiswa PhD di Universitas Stanford, dengan tujuan memberikan opsi baru bagi peneliti ilmu sosial. Dengan adanya agen AI yang berperilaku seperti manusia, penelitian dapat dilakukan tanpa perlu mendatangi partisipan secara langsung, sehingga dapat menghemat biaya.
Park bahkan meramalkan bahwa suatu hari nanti orang-orang bisa memiliki agen AI pribadi yang dapat membuat keputusan mandiri. Hal ini memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas lain sambil memantau tugas agen tanpa perlu pengawasan ketat.
Meskipun demikian, praktik ini juga dapat dimanfaatkan untuk eksperimen yang kurang etis bila dilakukan langsung kepada manusia. Setelah popularitas chatbot seperti ChatGPT, kini perusahaan teknologi mulai mengembangkan agen AI yang dapat berperan layaknya manusia sungguhan.
Induk ChatGPT, OpenAI, sedang menyiapkan produk baru bernama “Operator” yang dapat mengambil alih komputer dan bertindak mewakili seseorang. Produk ini akan dirilis pada Januari 2025 mendatang, namun masih dalam mode preview untuk developer.
Tidak hanya OpenAI, Anthropic juga meluncurkan agen AI serupa pada Oktober 2024 lalu. Agen besutan Anthropic dapat memproses program di komputer pengguna dan mengambil keputusan secara real-time. Microsoft juga menawarkan layanan agen AI yang dapat mengirim email dan mengelola catatan pekerjaan.
Google pun dikabarkan sedang mempersiapkan agen AI sendiri. Dengan perkembangan teknologi ini, kita dapat melihat bahwa kecerdasan buatan semakin berkembang dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.